Hei Para Istri Hati Hatilah Jangan Jadi Istri Durhaka dengan Memisahkan Suamimu dari Ibu Kandungnya!!


Bagi muslimah yang sudah menyandang status sebagai seorang istri, tentu telah sadar bahwa dia bukan lagi gadis lajang yang masih belum memiliki kewajiban-kewajiban tertentu yang harus dilakukan oleh seorang isteri. Wanita muslimah yang telah menikah, kewajiban utama memanglah kepada suaminya, namun tak bisa dihindari bahwa amanah untuk menjadi seorang Ibu, kemudian menjadi seorang menantu bagi mertuanya, dan saudara atau sahabat bagi keluarga suaminya, akan mengikutinya.

Walau dengan banyak kewajiban tersebut, namun menjadi seorang istri merupakan karunia yang wajib kita syukuri sebagai wanita muslimah. Karena secara psikologis, hati kita akan merasa tentram dan merasa menjadi wanita seutuhnya manakala kita telah sah menjadi pendamping hidup laki-laki yang kita cintai, dan menjadi ibu dari anak-anak yang kita lahirkan dari rahim kita sendiri.

Namun, ada beberapa hal yang harus kita waspadai agar kita tak masuk dalam golongan istri durhaka. Terlebih jika suami tak ridho kepada kita, maka malaikat akan melaknat kita, dan Allah tak akan memberikan ridhoNya kepada kita. Na’udzubillaah. Nah, apa saja beberapa hal yang harus kita waspadai tersebut?


1. Terlalu Menuntut Suami

Suami adalah imam kita, lelaki yang menjadi pemimpin dan kepala rumah tangga kita. Maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai seorang istri untuk taat dan berbakti kepadanya, selama dia menyuruh kita kepada kebaikan di jalan Allah. Bayangkan, betapa luar biasanya seorang suami itu?

Bertahun-tahun mulai dari dilahirkan sampai dewasa dia diasuh oleh kedua orangtuanya, sekolah sampai tinggi, kemudian bekerja keras, namun semua itu dia lakukan demi menghidupi kita, seorang wanita asing yang baru dikenalnya. Tak hanya itu, dia pun juga harus menanggung dunia dan akhirat kita, lagi-lagi wanita yang baru saja masuk dalam kehidupannya.

Maka, apakah pantas jika dengan semua kewajiban yang lebih besar dia tanggung daripada kita ini, kita masih terlalu menuntutnya dengan bermacam-macam hal? Terlebih dengan tuntutan harta. Na’udzubillaah. Allah sangat membenci para isteri yang membuat suami murka padanya.

2. Memisahkan Hubungan Suami dengan Ibunya

Walau setelah menikah seorang wanita memiliki kewajiban utama kepada suaminya, namun seorang laki-laki walaupun telah menikah maka kewajiban utamanya tetap pada Ibunya. Wanita yang telah melahirkan, menyusui, dan membesarkannya. Hal itu masih sering kurang dipahami oleh beberapa istri, dan malah sering para istri mencemburui ibu suaminya.

Padahal, ibu suami kita lah yang telah melahirkan, menyusui, membesarkan, dan mengorbankan semuanya demi suami kita. Dan saat suami kita belum bisa membalas apapun kepada ibunya, dia sudah pergi meninggalkan ibunya demi kita, wanita asing yang baru dikenalnya, dan segala pengorbanannya bekerja siang dan malam serta apapun dia berikan demi menafkahi kita.

Lalu apakah kita masih tega membuat jurang pemisah antara suami kita dan ibunya? Sebaiknya kita mencoba menempatkan diri, seandainya kita memiliki anak laki-laki dan ketika telah menikah dia lupa pada kita dan lebih memilih isterinya, masa pasti hati kita akan sangat sakit.

Untuk itu, sebagai seorang istri yang shalihah, kita sebaiknya justru menjadi perekat hubungan antara suami dan orangtuanya, terutama ibunya. Dengan menjadi menantu yang memiliki kasih sayang besar serta rasa hormat yang tinggi pada mertua, maka keharmonisan keluarga akan tetap terjaga. Dan tentunya suami akan semakin mencintai kita.

3. Membuka Aib Suami

Yang namanya membuka aib orang lain kepada khalayak umum saja itu sudah sebuah dosa yang sangat dibenci Allah. Dan tak tanggung-tanggung Allah akan membalasnya dengan membuka aibnya juga kelak. Apalagi jika aib yang kita buka itu adalah aib suami kita, imam keluarga kita. Na’udzubillaah.

Dapat dikategorikan durhaka seorang istri yang dengan tega dan bangga justru membuka aib dan segala kekurangan suaminya kepada orang lain. Terutama jika aib itu merupakan aib yang sangat dijaga rapat oleh suaminya, misal tentang masa lalunya. Betapa malunya pasti suami kita, dan bisa dipastikan dia akan murka. Saat suami murka kepada kita, maka dia tak akan ridho pada kita, dan jauhlah ridho Allah dari kita.

Sebagai seorang isteri, sudah seyogyanya kita menyadari bahwa menikah adalah menyatukan dua orang dengan masa lalu, serta segala perbedaan yang ada. Dan menikah itulah adalah jalan dalam menyatukan perbedaan yang ada menjadi sebuah visi hidup yang sama, serta meninggalkan masa lalu untuk memulai masa depan bersama, menuju syurga Allah.

4. Menolak Ajakan atau Perintah Suami

Dan yang terakhir adalah bisa dikategorikan durhaka seorang istri jika dia menolak ajakan suami atau membangkang perintahnya, padahal itu semua demi bertakwa kepada Allah. Kita sebagai seorang isteri harus kembali menyadari bahwa suami adalah seorang imam yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah dalam mendidik kita di dunia ini.

Sehingga ketika kita telah memahami hal tersebut, maka kita akan berpikir berkali-kali untuk membuat laki-laki yang kita cintai tersebut mendapat kesulitan di akhirat kelak. Lagipula, ketika kita mencintai seseorang, maka tak akan sulit bagi kita untuk mengiyakan perintah dan ajakannya. Tentunya asalkan itu semua demi meraih syurga Allah.

Itulah keempat hal yang harus kita waspadai agar tak tergolong istri durhaka. Dan durhaka itu tiada tempat kembali kecuali neraka. Semoga bermanfaat bagi para istri, maupun para calon istri. (sof)